Bagi masyarakat umum, berkunjung ke Pemakaman mungkin adalah sesuatu yang ganjil ya. Apalagi dengan begitu banyaknya film horor Indonesia yang sangat menyeramkan membuat kunjungan ke sebuah pemakaman pasti merupakan hal yang aneh dan tidak logika.
Namun berbeda dengan pandangan dari masyarakat terkait hal tersebut. Saya justru berkeinginan mengunjungi Pemakaman, tapi mohon jangan disalahartikan kunjungan saya tersebut adalah dalam rangka wisata bukan dalam rangka melakukan ritual black magic atau apalah namanya.
Selama kurang lebih 3 tahun saya menekuni bidang Backpacking, saya sudah mengunjungi 3 pemakaman baik di dalam negeri maupun luar negeri yang menurut saya unik dan pantas dijadikan tempat wisata. Berikut akan saya ceritakan pemakaman apa saja itu dan kenapa saya ingin mengunjunginya.
1. Highgate Cemetery
Pada tahun 1969, sebuah pemakaman angker di Highgate Cemetery di London, Inggris, dilaporkan sering terjadi penampakan hantu vampir menyeramkan. Vampir jahat sering meneror warga yang mencoba melintas di pemakaman.
Beberapa hewan mati secara misterius dengan darah di leher yang robek seperti bekas gigitan taring makhluk buas. Beberapa peristiwa tragis yang menimpa hewan piaraan terus terjadi.Kemudian beberapa saksi mata mengatakan ada penampakan sosok gelap berbadan tinggi besar dengan memancarkan aura jahat dan tatapan mata hipnotis.
Seorang pria melaporkan bahwa ia menjadi bingung ketika mencoba pergi meninggalkan pemakaman. Lantas ia mendapatkan dirinya bertatapan muka dengan sosok vampire highgate yang menatap tajam ke arahnya, dan beberapa saat kemudian sosok seram tersebut menghilang.
Pers melaporkan ada sekelompok orang yang memproklamirkan diri sebagai “pasukan pemburu vampir” yang mendatangi pemakaman, mereka merusak dan menginjak-injak beberapa makam yang diduga milik vampir. Mereka menggali beberapa kuburan dan menutup area pemakaman sebagai “tertutup untuk umum” malam hari. Akhirnya, laporan tentang adanya penampakan dan serangan vampir menurun.
Beberapa paragraf di atas merupakan sedikit ringkasan urban legend yang saya dapatkan dari beberapa sumber tentang pemakaman ini. Kesimpulannya adalah pemakaman Highgate merupakan tempat yang paling angker di London, namun bukan karena alasan tersebut saya berniat datang ke pemakaman tersebut, karena saya memang ingin melihat tempat dimakamkannya Karl Marx. Yup terlepas dari seramnya pemakaman ini, saya ingin mengagumi Karl Marx karena beliau adalah salah satu tokoh pemikir Sosialisme favorit saya.


Saya berkunjung memang di pagi hari, melalui perjalanan dengan tube di utara kota London, dari pemberhentian Tube bernama Highgate saya menempuh jalan kaki lagi sejauh kurang lebih 1 km namun perjalanan saya ditemani oleh kawasan kota London yang sangat adem menurut saya, gak terlalu hiruk pikuk, malah cenderung seperti suasana pedesaan saja, Setelah melewati Taman Kota yang bernama Highgate Park, akhirnya kita menemukan gerbang menuju Highgate Cemetery ini. Dengan membeli tiket yang murah yaitu hanya 4 pounds saja.
Dari situs resmi Highgate Cemetery. Highgate adalah pemakaman yang sudah ada sejak abad ke-18 tepatnya di tahun 1839. Lokasinya ada di Swain’s Lane, Highgate, London dan punya luas mencapai sekitar 30 hektar.Total ada 170 ribu lebih jenazah yang dikuburkan di pemakaman Highgate. Beberapa tokoh yang dimakamkan di sana seperti Karl Marx, Douglas Adams, Patrick Caulfield, George Eliot, Anna Mahler dan masih banyak lagi. Belum lagi, pemakaman ini juga jadi tempat peristirahatan terakhir 300 prajurit perang Inggris.
Sejak tahun 1970-an, pemakaman Highgate dikelola secara komersil oleh masyarakat setempat dan menjadi tempat wisata. Ada dua bagian di pemakamannya yakni bagian timur dan barat. Pemakaman Highgate sendiri berada di tengah hutan dengan suasana gotik. Jangan kaget, tiap kuburan di sana memiliki batu nisan yang besar dan banyak pula yang dihiasi patung-patung malaikat. Inilah yang jadi daya tarik untuk turis dan apalagi turis diizinkan untuk berfoto sepuasnya di dalam pemakamannya.



Setelah berkeliling dan foto sana foto sini akhirnya saya melihat banyak orang yang berkumpul, dan benar feeling saya di situ adalah tempat Nisan dari Karl Marx. Wah seneng sekali saya bisa berjumpa dengan Marx walaupun hanya melalui nisannya saja. Beliau memang tokoh pencetus Sosialisme yang menjadi favorit saya seumur hidup dan pengalaman ini merupakan pengalaman yang tidak akan saya lupakan.

Sedikit saya jelaskan informasi tentang Nisan ini, Marx meninggal dunia di London karena radang selaput dada di pada tanggal 14 Maret 1883. Sementara makam aslinya hanya batu mencolok dengan ornamen Gothic dan patung Archangel tentunya (seperti makam lainya di pemakaman ini). Namun Partai Komunis Inggris mendirikan sebuah batu nisan besar,termasuk patung Marx, pada tahun 1954. Batu itu terukir dengan baris terakhir dari Manifesto Komunis ( ” Pekerja dari semua negeri bersatu/Workers of all lands unite”).
2. Manila American Cemetery and Memorial
Jika ada makam yang tidak seram, saya dapat sebutkan bahwa makam ini adalah salah satu makam terbaik di dunia. Konon kalau namanya makam pasti kesannya angker dan seram, namun berbeda dengan pemakaman pada umumnya, Manila American Cemetery and Memorial merupakan makam yang sangat sejuk dan merupakan satu di antara 10 tempat yang wajib dikunjungi ketika berkunjung ke Manila.
Selain dijajah oleh Spanyol, Filipina juga pernah dijajah oleh America, dan makam ini merupakan kompleks makam tentara America dan sekutunya saat Perang Dunia ke II. Sekitar kurang lebih ada 17 ribu makam disini.
Dengan nisan yang terbuat dari marmer dan posisi pemakaman selaras dalam sebuah plot yang membentuk pola melingkar di antara berbagai pohon-pohon tropis dan semak-semak, Memorial ini tetap menjadi objek wisata yang menarik. Kendati pada dasarnya adalah sebuah pemakaman. Dengan pintu masuk dari arah Timur yakni di antara persimpangan Rizal Drive dan Eighth Avenue (daerah Fort Bonaficio), pemakaman ini buka setiap hari untuk umum dan gratis. Buka pukul 9.00 – 17.00 waktu setempat kecuali setiap tanggal 25 Desember dan 1 Januari.


Taman di pemakaman ini sangat asri dan kabarnya rumput yang ada di pemakaman ini dirawat dengan mengunakan metode waterpass, sehingga semuanya terlihat begitu segar dan indah.Di tengah makam ada monumen yang didedikasikan kepada seluruh pasukan America yang telah tiada pada masa Perang Dunia II.
Sejak dari gerbang masuk rumput hijau yang menghampar membuat mata mejadi sejuk. Sejauh mata memandang nisan putih berderet dengan rapi. Sayup-sayup terdengar suara instrumen puji-pujian dari hall yang ada di tengah pemakaman. Terkadang pemandangan pesawat mendarat pun terlihat mengingat lokasinya yang dekat dengan bandara.
Hall tengah sebenarnya merupakan monumen yang berisi nama-nama para pejuang yang telah gugur di dalam perang dunia II. Ada ribuan nama beserta dengan pangkat dan daerah asalnya. Di sudut-sudut hall juga terdapat peta perjuangan dan sejarah perjuangan Amerika Serikat ketika berperang dalan Perang Dunia II dan Indonesia termasuk juga di dalamnya.
Di lantai hall yang hampir membentuk lingkaran itu juga terpampang lambang-lambang tiap negara bagian Amerika. Di tengah hall pun terdapat dua bendera Amerika dan Filipina. Yang membuat menarik, hall tersebut dilengkapi dengan kursi dari batu. Hawa nya yang enak dan sejuk menjadikan hall tersebut sebagai tempat yang asyik untuk bercengkrama.




Namun menurut pendapat saya sih, jika berada di Manila American Cemetery ini jadi teringat beberapa film Hollywood yang menceritakan kepahlawanan yang saya juga lupa apa nama filmnya, dimana ada adegan pemakaman dan uniknya pemakaman di America apalgi kalau makam pahlawan selalu didesain ada rumput hijau yang asri serta berderetnya batu nisan yang jenis dan bentuknya sama. Awesome trip.
3. Makam Taman Prasasti Tanah Abang
Apa jadinya jika sebuah makam menjadi museum, yup ini ada di Jakarta Indonesia, namanya adalah Museum Taman Prasasti Tanah Abang. Sebenarnya saya sudah lama sekali ingin berkunjung ke museum ini karena masuk ke dalam salah satu museum unik di Jakarta.
Lokasinya di jalan Tanah Abang 1 Jakarta Pusat. Wilayah ini dulu disebut Kerkhof Laan dan sebagian masyarakat masih menyebut daerah ini Kebon Jahe Kober (kober=kuburan) sebagian lagi menyebutnya KONI, karena ada fasilitas gedung dan kolam renang KONI di sebelahnya. Memang, wilayah pemakaman yang semula seluas 5,5 hektar sudah berubah menjadi gedung, yang tinggal hanya 1,2 hektar.
Cerita di belakang terbentuknya wilayah pemakaman ini. Bermula dari dibukanya lahan pemakaman di luar kota Batavia pada tahun 1795, untuk memindahkan makam dari gereja Nieuw Hollandsche Kerk (sekarang Museum Wayang) dan dari gereja Portugis (Sion) di bilangan Mangga Dua. Kemudian pada 1844 dibuat bangunan bergaya Doria dengan pilar-pilar yang kini menjadi pintu masuk areal musium. Prasasti berbentuk persegi panjang ditempelkan di dinding bangunan dan di tembok pagar. Jaman itu nisan bisa jadi perlambang status kekayaan, makanya banyak makam yang megah. Selanjutnya ketika areal pemakaman sudah penuh, mulai dibuat penataan, banyak makam yang dipindahkan keluarganya, Prasasti kubur yang masih baik ditata ulang dan dibuatkan zonasi. Akhirnya pada 1977 taman dibuka untuk umum dan kini statusnya adalah benda cagar budaya.
Awalnya saya cukup bertanya seperti apa ya gaya arsitektur Doria itu, karena jika dilihat sekilas pemakaman ini mirip dengan pemakaman Gothic yang pernah saya kunjungi yaitu di Highgate Cemetery London (sesuai ulasan di atas). Setelah keliling keliling dan bertanya saya baru paham artinya gaya doria adalah di setiap makam ada lambang helardik, selain tentunya lambang Archangel yang menjadi icon pemakaman gaya Kristiani.
Lambang Helardik ialah lambang identitas keluarga dan lingkungan budaya tempat tinggal orang Belanda. Di Museum Taman Prasasti banyak sekali terdapat lambang helardik yang berupa helm, mahkota, perisai, semboyan, dan lambang yang saya juga tidak begitu paham apa maksud dari lambang tersebut


Waktu buka Museum Taman Prasasti setiap selasa-minggu jam 09.00-15.00 WIB. Harga tiket masuk Museum Taman Prasasti untuk dewasa Rp5000/orang, mahasiswa sebesar Rp3000/orang dan pelajar/anak-anak sebesar Rp2000. Lokasi Museum Taman Prasasti di Jl. Tanah Abang No.1 Jakarta Pusat (tidak jauh dari Museum Nasional, tepat dibelakang gedung Mahkamah Konstitusi).Tinggal Naik Gojek aja saya rasa sampai ini kemari.
Di Museum Taman Prasasti ini ada beberapa makam yang menarik perhatian karena makam orang terkenal (seperti makam Soe Hok Gie, makam istri Thomas Stamford Raffles mantan gubernur jendral dari Inggris), karena ukuran nisan yang sangat besar dan berwarna hijau atau makam yang ramai dikunjungi orang,yang tampak dari banyaknya karangan bunga di sana.






Namun agak sedikit kecewa ketika kemari adalah karena ternyata tanah nya sedang dipugar jadi berwarna merah gitu menjadikan makam ini terlihat kotor, waduh sangat disayangkan sekali, coba pengurus museum bisa benchmark ke Highgate Cemetery atau lebih bagus lagi benchmark ke Manila American Cemetery pasti jadi lebih indah ini makam nya.
Terlepas dari itu banyak pengetahuan yang saya dapatkan disini tetap menyenangkan pokoknya perjalanan ke museum makam ini
Ok sekarang apakah anda masih berpikir bahwa kunjungan ke makam itu menyeramkan. Opini ada pada Anda, yuk silahkan komentar di bawah.
1 comment